Sebelum gula aren terbentuk.
Lebih dahulu mengumpulkan sari nira dari bunga jantan dalam sebuah bumbung
bambu. Sebelum nira mengalami peragian dan telah terjadi fermentasi maka nira
tidak dapat dibuat gula aren. Oleh karenanya, bumbung bambu harus ditambahkan
laru atau kawao yang berfungsi untuk pengawet nira alami.Setelah nira cukup terkumpul dari bumbung bambu, nira kemudian direbus di atas
tungku dalam sebuah wajan besar, untuk menghasilkan gula aren berkualitas, nira
lebih enak dimasak dalam sebuah tungku dengan menggunakan kayu bakar untuk
menghasilkan gula aren terbaik yang berasal dari kayu aren yang sudah tua. Nira
memiliki yang diolah menjadi gula aren memiliki kalori yang tinggi. Gula aren
sudah terbentuk bila nira menjadi pekat, berat ketika diaduk dan kalau diciduk
dari wajan dan dituangkan kembali adukan akan putus-putus. Dan kalau tuangkan
ke dalam air dingin, cairan pekat ini akan membentuk benang yang tidak
putus-putus.Kalau sudah begitu, adonan diangkat dari tungku dan dicetak.
Gula aren termasuk dalam jenis
gula pada umumnya. Hanya yang membedakan adalah gula aren memiliki rasa manis
yang sangat tajam dibandingkan gula tebu atau yang biasa dikenal sebagai gula
pasir. Gula arena dapat digunakan dalam berbagai jenis makanan dan minuman,
seperti kopi, teh,, susu, coklat, sereal, bubur kacang ijo dan jenis panganan
lainnya.
Gula aren
memiliki kandungan gizi yang lebih banyak dibandingkan gula tebu. Gula aren
memiliki kandungan kalsium, yang dapat menggantikan produk susu. Gula aren
lebih murah dan sehat. Gula arena juga dapat digunakan sebagai gula tebu
pengganti diabetes. Meski gula identik sekali dengan penyakit diabetes
mellitus. Gula aren memiliki tingkat glisemik yang cukup rendah dibanding
dengan gula tebu. Oleh karenanya, gula aren dapat dikonsumsi dengan aman bagi
penderita diabetes.
Gula aren
dengan tingkat glisemik yang rendah yakni 35 sehingga dengan cepat makanan yang
dicampur dengan gula aren berubah menjadi glukosa. Untuk mengetahui tingkat
atau nilai glisemik yang dapat dijadikan suatu acuan dalam mengkonsumsi gula
berdasarkan Literatur Kesehatan, yakni :
1. Glisemik tinggi yang diubah
menjadi glukosa jika nilai glisemik di atas 70 sangat rawan terhadap serangan
diabetes.
2. Glisemik sedang, jika nilai glisemik berkisar 55-69
3. Glisemik rendah, jika nilai glisemik di bawah 55. Tingkat glisemik rendah inilah yang aman bagi penderita diabetes.
2. Glisemik sedang, jika nilai glisemik berkisar 55-69
3. Glisemik rendah, jika nilai glisemik di bawah 55. Tingkat glisemik rendah inilah yang aman bagi penderita diabetes.
Tingkat glisemik yang dijelaskan
di atas dapat dijadikan suatu acuan ketika seseorang ingin mengkonsumsi gula
baik dalam bentuk makanan, minuman atau panganan kecil. Tingkat glisemik yang
disarankan untuk dikonsumsi per harinya harus dibawah 55. Namun tak hanya itu,
meski glisemik di bawah 55, tetap harus memperhatikan pola hidup yang sehat
dengan tetap mengurangi atau membatasi asupan gula setiap harinya.
Makin rendah indeks glisemik,
maka makin aman bagi pankreas untuk menghasilkan insulin secara normal. Dalam
artian konsumsi gula aren aman bagi penderita diabetes, karena gula aren mengandung
tingkat glisemik yang cukup rendah yakni 35. Namun penggunaan gula aren tetap
harus dibatasi.
Sumber : gulaaren.org